MODIFICATION MOTOR CEPER

MODIFICATION MOTOR CEPER

Kamis, 27 Januari 2011

Ahli Fisika Nilai Jejak 'UFO' Sleman Yakini Bukan Buatan Manusia
Jumat, 28/01/2011, 10:55 WIB

BATASI KENDARAAN

dok/b8
Fisikawan Universitas Diponegoro Semarang Dr M. Nur menilai "crop circle" yang terlihat di Sleman, D.I. Yogyakarta adalah murni fenomena alam.

"Fenomena `crop circle` itu sudah terlihat sejak 1687 di berbagai negara di belahan dunia," katanya di Semarang, Selasa, menanggapi fenomena "crop circle" yang muncul di Sleman.

Ia meyakini bahwa "crop circle" yang muncul di Sleman tersebut bukan buatan manusia maupun jejak "unidentified flying object" (UFO), namun murni suatu fenomena alam.

Tidak mungkin, kata dia, jika "crop circle" itu dibuat manusia, sebab polanya sangat rapi, bentuknya amat teratur, apalagi kemunculannya sangatlah tiba-tiba dan cepat.

Menurut dia, kalau "crop circle" itu buatan manusia, tentunya tidak mungkin sanggup mengerjakan sampai serapi itu, apalagi sanggup mengerjakan dalam waktu yang cukup singkat.

"Kan tidak ada orang yang tahu, tahu-tahu sudah ada (crop circle, red.). Saya meyakini itu hanya fenomena alam akibat intervensi ion yang disebut `elektro hidro dinamik`," katanya.

Fisikawan yang telah enam tahun bergelut dengan ilmu fisika plasma itu menjelaskan fenomena "crop circle" disebabkan tertariknya ion-ion positif yang ada di awan ke bumi.

"Awan kan mengandung ion-ion negatif sedangkan bumi bermuatan negatif, suatu ketika bisa saja ion-ion itu tertarik ke bumi dan saling terintervensi membentuk pola," katanya.

Biasanya, kata dia, pola yang terbentuk akibat intervensi ion yang sering disebut "angin ion" itu lingkaran, karena pergerakannya cenderung berbentuk spiral dan berputar-putar.

"Dalam waktu singkat, pola `crop circle` itu bisa terbentuk. Karena itu, mustahil kalau dibuat manusia, apalagi saya semakin yakin karena saat itu tengah hujan disertai angin," katanya.

Ia mengatakan "crop circle" itu bisa terjadi di mana saja, namun polanya akan terlihat jika mengenai bidang datar yang lunak, misalnya di semak belukar, ladang gandum, dan sawah.

"Apakah di atap rumah (genting, red.) dan pepohonan tidak bisa terkena? Bisa saja, namun pola yang terbentuk tidak akan terlihat karena bidangnya tidak datar dan cenderung keras," katanya.

Nur menambahkan kejadian "crop circle" ini bisa terjadi di wilayah manapun, namun lebih sering terjadi di negara beriklim subtropik dengan membentuk berbagai pola yang kompleks.

Rencananya, Dekan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Undip itu akan mengajak dan mengumpulkan para ilmuwan untuk mendiskusikan fenomena "crop circle" itu secara lebih lanjut.(Ant/Fje)


Ilmuwan Inggris: Pola Crop Circle Sleman Umum

Colin Andrews. (newcrystalmind)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Colin Andrews, ilmuwan Inggris yang juga pakar crop circle atau pola geometris yang diasosiasikan dengan UFO, tertarik dengan crop circle yang ditemukan di sawah di desa Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Andrews mengikuti perkembangan dan mengumpulkan data dari berbagai media soal crop circle dengan diameter lebih dari 60 meter tersebut.

"Setelah saya lihat dari beberapa foto, crop circle di Sleman sebelumnya telah terlihat di beberapa negara lain," kata Andrews kepada Tempo melalui surat elektronik, Kamis (27/1). Tapi untuk menjelaskan lebih jauh, dia membutuhkan foto yang diambil dari helikopter. 

Selama 30 tahun terakhir, Andrews meneliti secara mendalam fenomena crop circle di berbagai dunia. Ahli elektro dari Inggris ini juga menjadi penasihat Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher dan Ratu Elizabeth. Dia juga menulis berbagai buku tentang crop circle, di antaranya Crop Circles, Signs or Contact dan Government Circles. 

Andrews juga melakukan penelitian khusus tentang crop circle pada 1999 hingga 2000. Hasilnya, kata Andrews, sebanyak 80 persen crop circle adalah buatan manusia. "Sedangkan 20 persen lagi tidak terpecahkan dan masih menjadi misteri," ujarnya. 

Andrews menjelaskan dari 20 persen yang masih menjadi misteri memiliki ciri: lingkarannya lebih sederhana dan tidak rumit, tidak ada jejak manusia terutama bagian tengahnya, tanahnya tidak mendapat tekanan juga ada unsur magnetik yang cukup tinggi di sekitar crop cirle.

Ciri yang lain, lanjut Andrews, tanamannya tidak rusak hanya bengkok atau merunduk. Lalu, struktur tanamannya mengandung efek biofisika yang tidak biasa dan sulit dipecahkan, tidak ada alat yang bisa membuat lingkaran ini seperti crop circle yang dibuat manusia (hoax). 

Nah, untuk membuktikan crop circle Sleman ini buatan manusia atau bukan, selain perlu foto dari atas, juga pengecekan langsung di lapangan. "Sayangnya kalau saya lihat, lokasinya sudah tidak lagi steril, terlalu banyak orang di sana, ini sudah terlambat," kata Andrews. 

Namun Andrews sangat mengapresasi langkah pemerintah Indonesia yang bergerak cepat untuk meneliti crop circle ini. "Saya juga terkesan dengan otoritas di Indonesia yang memiliki pikiran terbuka soal ini," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar